IABHI
DAFTAR ANGGOTAIABHI DAFTAR ANGGOTAIABHI

Pentingnya Integrasi Antarmoda dalam Kawasan Berorientasi Transit

Dipublikasi pada Ditulis oleh   Diposting pada Berita dan Kliping
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar

Mengusung tema “Prinsip Keberlanjutan TOD”, seri terakhir green talk series digelar Kamis (3/5) kemarin di Nusantara Hall – Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang Selatan, sebagai bagian dari acara “The 16th IndoBuildTech Jakarta 2018: Sustainable Urban Development” yang berlangsung sejak 2 Mei lalu. Hadir sebagai pembicara kunci adalah Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany; Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Widjatmoko; Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar; dan Ketua Umum IABHI, Iwan Prijanto.

Sigit Widjatmoko menyampaikan target pengguna angkutan umum massal di Jakarta. “Pada 2025, kami targetkan 60 persen penggunaan angkutan umum massal, yang sudah saling terintegrasi, seperti BRT Transjakarta, LRT JakPro, dan MRT Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga merencanakan untuk memberlakukan Electronic Road Pricing (ERP) sekitar satu bulan setelah MRT Jakarta beroperasi,” kata ia. “Agar pembangunan kawasan TOD bisa berkelanjutan, harus mengikuti prinsip-prinsip transportasi, seperti konektivitas, angkutan umum, fasilitas pejalan kaki, pesepeda, dan fasilitas transit pergantian antarmoda,” lanjut ia. Pengembangan transportasi yang berkelanjutan, Sigit melanjutkan, adalah pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan transportasi sekarang tanpa mengorbankan kebutuhan akan transportasi di masa depan.

Dalam paparannya, William menyampaikan penerapan TOD dalam koridor MRT Jakarta. “Perubahan memerlukan terobosan. Hadirnya MRT Jakarta adalah kesempatan untuk membuka peluang-peluang lainnya. TOD tidak hanya dipandang sebagai pembangunan yang berorinteasi pada transportasi, tapi juga pembangunan perkotaan untuk menyelesaikan permasalahannya secara menyeluruh,” kata William. “Di fase 1 ini, akan dibangun 13 stasiun MRT Jakarta yang bukan hanya sebagai alat transit pergerakan arus penumpang, namun juga memberikan ruang publik interaksi antarwarga,” ujar ia. Dalam kesempatan ini juga, William menyampaikan rencana fase tiga dan empat yang direncanakan akan menghubungkan Jakarta Barat dan Timur.

Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Dianty pun menyampaikan rencana kotanya mengembangkan konsep kawasan berorientasi transit. “Kami merencanakan untuk membangun kawasan berorientasi transit di beberapa wilayah yang saat ini telah berdiri stasiun kereta, seperti Serpong, Rawa Buntu, Sudimara, Pondok Ranji, dan Jurangmangu,” kata Airin. “Sejumlah moda angkutan umum pun akan kami integrasikan seperti kereta komuter KCI, Trans Anggrek, angkot, dan nantinya sedang direncanakan, MRT Jakarta,” lanjut ia.

Menurut Iwan Prijanto, kawasan berorientasi transit sejatinya tidak sekadar kawasan urban yang ramah pejalan kaki yang terkoneksi dengan sistem transportasi massal. “Namun, juga kawasan yang berkelanjutan bagi pejalan kaki dan penghuninya untuk dapat hidup dan bekerja dengan berkualitas baik,” ungkap ia. Selain menggelar sesi diskusi, PT MRT Jakarta juga membuka gerai informasi yang menyajikan sejumlah fitur fase 1 MRT Jakarta. [NAS]

Sumber:

https://www.jakartamrt.co.id/2018/05/04/pentingnya-integrasi-antarmoda-dalam-kawasan-berorientasi-transit/